Cerita Ukhty Par 8
Aku terbaring telanjang diatas ranjang dibilik kamar ini. Aku tidak ingat betul bagaimana aku bisa berada ditempat ini. Tetapi aku yakin aku datang kesini atas kemauanku sendiri
Rasanya aku baru saja mengalami tidur yang sangat panjang. Samar2 kuingat beberapa kejadian erotis yang terjadi pada tubuhku. Namun aku tak ingat siapa dan bagaimana semua itu terjadi. Kurasakan vaginaku mulai lembab dan basah. Kuarahkan tanganku pada vaginaku
Satu2nya hal yang kuingat adalah aku sudah berzina dengan seorang pemuda semalaman. Yang aku tahu, Pemuda itu adalah pemuda yang sering menggodaku dilingkungan rumah bersama teman2nya. Aku tidak begitu ingat bagaimana aku bisa bersamanya. Yang kuingat sekilas, akulah yang mengajaknya bertemu.
Kulihat alat kelaminku, semalam akhirnya lepas juga keperawananku yang sudah kujaga ini. Keperawanan yang seharusnya kelak kuberikan kepada imamku. Tak terasa air mata mulai jatuh dari mataku. Membayangkan aku bukanlah gadis baik-baik yang bisa menjaga diri, dan kini aku merasa begitu hina dan kotor karena telah kehilangan keperawananku. Aku merasa berdosa. Bagaimana bisa aku bersetubuh dengan pria tanpa adanya ikatan halal.. Aku sudah berzina. Dan semalam aku merasakan birahiku begitu menggelora, birahiku yang selama ini kutahan dan coba slalu kupalingkan. Yaa, aku merasakan sendiri birahiku semalam meledak-ledak, Aku pun bahkan mengakui aku menikmati berzina dengan pemuda itu
Aku buru2 menarik tanganku menjauh dari vaginaku. Kuatur perlahan pikiranku yang kacau. Perlahan otakku mengajakku jalan2 mengingat kejadian yang rasanya sudah berlalu cukup lama.
aku ingat semua berawal akibat aku pulang larut malam dari kampus untuk menyelesaikan skripsiku, ditengah perjalanan pulang, aku dihadang oleh dua orang pemuda yang berniat jahat padaku, aku ketakutan dan panik hingga pada akhirnya motorku ditendang oleh pemuda yang dibelakang hingga aku terjatuh dan.. Entahlah aku tak mengingat kejadian setelah itu
Lalu otakku samar2 memperlihatkan diriku yang nakal setelah kejadian itu. Setiap hari aku telanjang ketika dikamar, memainkan area kelaminku dengan desahan nikmat, melihat film porno yang haram itu begitu sering
Aku juga mengingat samar2, aku tak hanya melakukan perbuatan rendah itu dikamar tapi juga diruang tamu hingga bahkan seseorang memergokiku. Aku tak ingat siapa orang itu. Aku juga melakukannya di taman, 3 berandalan itu memergokiku melakukan perbuatan cabul itu. Kali ini aku sedikit mengingatnya. Lalu mereka memasukkanku ke grup WA.. aku buru2 memeriksa handphoneku. Benar saja kudapati sebuah grup yang tak kuketahui bernama "Grup Belajar Kelompok"
"Astghflhdzm.. Apa ini!!!", mataku terbelalak melihat betapa mesum isi dalam group itu. Beberapa chat mesum bahkan kutanggapi dengan gaya cabul puka. Lalu kudapati Brandal2 itu mengirimkan foto penis mereka kepadaku. Kupandangi foto2 itu sedikit lama, lalu aku segera sadar dan menutup foto2 itu dari handphoneku sambil berkali kali istighfar
Tanpa keraguan, aku putuskan untuk keluar dari group penuh dosa itu. Aku scroll ke bawah gallery, kudapati beberapa fotoku yang nakal. Dengan berbagai pose menampakkan auratku seutuhnya dengan gaya sexy
"Ana melakukan ini? bagaimana bisaa.. Apa yang terjadi pada ana? Kenapa ana melakukan semua kenakalan ini dan tubuh ana rasanya menikmatinya dengan ikhlas tanpa terpaksa", buru2 aku hapus foto2ku yang sexy dan telanjang itu dari gallery handphone
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 09.15, waktu yang sangat kesiangan bagiku untuk bangun tidur. Biasanya aku terbangun pukul 04.00 untuk melakukan ibadah shubuh lanjut membaca ayat2 suci. Tetapi kali ini aku bangun jam 9. Aku meninggalkan kewajiban 5 waktuku untuk pertama kalinya sejak aku memasuki usia baligh. Aku memang menyesal, tidak melakukan ibadah itu. Tetapi entah mengapa, aku tidak begitu memikirkannya. Aku cium aroma tubuhku yang masih tak karuan. Aroma tubuh pria bernama Endrix itu masih samar tercium pada tubuhku. Wajar saja semalam aku dan dia sudah berhubungan layaknya suami istri, kuingat keringat kami saling bercampur satu sama lain selama pergumulan panas. Aku dan dirinya bergantian saling menindih dan saling melumat satu sama lain
Tiba2 air mataku menetes, teringat betapa susah payahnya aku menjaga harga diriku dan mencoba taat pada ajaran agama selurus mungkin. Namun, semua itu akhirnya percuma. Aku mengganggap betapa rendahnya harga diriku. Aku benci dengan tubuhku sendiri, bagaimana bisa tubuhku menikmati perbuatan dosa yang baru saja kulakukan. Aku mulai terisak-isak, menyesali semua kejadian yang sudah terjadi. Aku ingat sekali malam itu, saat pemuda itu terus mencumbuku.
Tubuhku dan tubuhnya sama2 telanjang, saling menindih satu sama lain dengan berbagai macam posisi. Kelamin kami saling bertemu dan vaginaku benar2 menerima penisnya. Terbukti dari vaginaku yang tak pernah berhenti menghasikkan pelumas. Aku benar2 bingung, bagaimana bisa aku berhubungan suami istri dengan pemuda itu. Pemuda yang aku tak kenal. Pemuda yang seingatku hanya sering menggodaku ketika lewat didekatnya. Bagaimana bisa aku bersamanya. Aku benar2 tidak begitu mengingatnya.
Aroma sperma pria benar-benar kuat menempel di seluruh tubuhku. Kembali kurebahkan tubuhku mengingat kejadian semalam. Penuh penyesalan, tetapi ada syawhat yang timbul setelah memikirkan hal itu dalam-dalam, tanpa sadar tanganku sudah bermain pada vaginaku kembali
Kubuka kedua kakiku, tanganku dengan nakal mulai mengucek area vaginaku. perlahan-lahan saja karena terasa masih sedikit perih. jemariku mulai merambah area dalam vaginaku. Mengocok dan menggelitik bagian dalam vaginaku. Nikmat, terasa nikmat sekali meraba kelaminku sendiri hingga cairan vaginaku kembali banjir. Aku semakin bersemangat merangsang tubuhku. Tangan kiriku memilin puting susuku yang semalam digigit, dihisap, dan dilumat oleh pria itu
"Aahhhhh... Sshhhh.." aku mendesis keenakan melakukan hal memalukan ini. Namun tubuhku menginginkannya
Kutambahkan jari yang masuk ke dalam vaginaku. Rasanya telunjuk saja tidak cukup. Kucoba menggunakan jari tengahku. Jari yang kata orang artinya Fuck Sign. Tubuhku menggeliat keenakan, nikmat sekali rasanya.
Tubuhku menggelinjang sexy penuh gairah. Vaginaku terasa nikmat tersodok dua jariku sendiri. Gairah yang biasanya aku tahan-tahan, kali aku lepaskan dengan penuh imajinasi nakal dengan bermasturbasi. Geliatan2 pada tubuhku semakin liar saking nikmatnya.
Masturbasi, aku tahu tentang hal itu, namun aku tidak pernah tertarik melakukannya. Karena aku merasa, kegiatan itu berdosa dan hanya akan membawa banyak kemudharatan (keburukan). Tetapi kali ini aku melakukannya dengan kesadaranku sendiri, setelah malam panas bersama pemuda itu. Sedang asyik2nya meraba kelaminku dengan mata terpejam, aku baru menyadari sedari tadi security tempat ini memandangiku yang sedang asyik2nya berusaha mencapai puncak birahiku sendiri.
"Kyaaa....", teriakku dan Langsung kututup rapat auratku yang terbuka telanjang seutuhnya dengan gamis transparanku sebisanya sambil meminta Pria itu keluar dari kamar, pemuda yang bekerja sebagai security di club malam ini hanya memandangku dengan mesum sambil tersenyum nakal.
"Maaf mbak mengganggu colinyaa. Heheheh.. Saya diminta Mas Endrix memeriksa keadaan mbak dan membangunkan Mbak, karena tempat ini mau dibersihkan. Btw sexy bener mbaknya.. Style Ukhti - ukhti tapi sangean. heheheh..", ujar seorang security sambil tertawa menyebalkan
Senyumnya begitu merendahkanku. Bagaimana tidak, seorang gadis berkerudung sedang masturbasi telanjang dan menggeliat mendesah keenakan seperti tadi. Tentu saja security itu pasti menganggapku pelacur seperti gadis2 lainnya. Dia lalu menutup pintu kembali sambil menungguku diluar.
*Duh betapa malunya diriku.. Yaa Tuhaan apa yang sebenarnya terjadi.. Kejadian demi kejadian memalukan terus2 terjadi padaku.. Jika memang ini cobaanMu, kuatkan hambamu ini..*, aku merasa begitu malu
pertama kalinya dalam hidupku auratku terlihat oleh pria bukan mahrom, bukan hanya sebagian aurat namun seluruhnya, tubuh telanjangku sudah terlihat. Bukan hanya 1 orang namun 2 orang dalam jarak waktu yang berdekatan. Mana posisiku saat dilihat sedang begitu memalukan yaitu saat bermasturbasi.
Aku segera mencari bra dan cd, namun tidak kutemukan. Aku hanya menemukan sebuah benda yang bentuknya tali2an.
"Apa ini? ini bra dan cd yang kupakai sebelumnya?" kataku kebingungan sambil membolak2 balik benda itu
Kucoba memakai kedua benda yang hanya berupa tali2 itu. Benar saja ini memang cd dan bra, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bra yang kupakai hanya menutup bagian putingku. itu pun areolanya masih keliatan, dan kulihat vagina ku lebih parah lagi. Bulu pubisku terlihat seutuhnya, bahkan vaginaku hanya tertutup dengan tali pada bagian belahannya. Tali cd itupun bahkan terselip di belahan vaginaku sehingga aku terlihat tidak mengenakan apa2 dan malah membuat semakin basah saja.
"Astghflhdzm.. aku kok memakai daleman seperti ini.."
Lalu kulihat baju gamis yang kubawa, memang benar ini adalah gamis syari, tetapi biasanya dikenakan menggunakan daleman agar tidak menerawang. Mana ukurannya kekecilan bagi ukuran tubuhku. Kulihat size tagnya XS, jauh dari ukuran tubuhku yang biasanya M. Aku tidak bisa dan tidak seharusnya mengenakan pakaian seketat ini. Tetapi karena tidak ada pakaian lain, aku putuskan memakainya saja dan segera meninggalkan tempat maksiat ini.
Akhirnya akupun selesai mengenakan pakaian. Kuperhatikan diriku yang memakai gamis ini. Pakaian yang sangat membuatku terlihat seperti wanita murahan. Entah bagaimana ceritanya aku bisa memakai pakaian seperti ini. Padahal aku selalu berdakwah agar wanita menutup aurat secara sempurna, menghindari pacaran, dan lain2, namun kali ini aku lah yang terjatuh pada lubang dosa, bukan hanya pacaran. Bahkan aku sudah kehilangan keperawanan dengan pemuda yang tak kukenal.
Kulihat bagian dadaku begitu menonjol, pantatku pun terlihat semok dari biasanya saking ketatnya gamis yang kupakai. Sebalnya lagi, gamis ini sama sekali tidak menutup tubuhku. Bagian dalam lekuk tubuhku terlihat jelas, puting susuku, lekuk payudaraku, warna kulitku dan bulu pubisku terlihat menerawang dari gamis ini. Aku belum terbiasa memakai pakaian ini. Kuberanikan untuk bertanya pada security
"Mas disini sedia baju kah? Buat aku.. ", tanyaku
"Biasanya ada sih mbak, kami sering menemukan pakaian sisa pengunjung club ini yang ketinggalan. Tapi kayaknya ngga cocok sama style mbak yang model ukhti2 gini. Karena yang ada seingat saya hanya tanktop mini", jawab security itu
"Saya boleh pinjam tanktopnya mas? pleasee.. Nanti saya kembalikan"
"Ada tapi ngga usah dikembalikan juga mbak. Toh saya juga ga tau baju itu punya siapa, saya ambilkan dulu mbak. Tapi mini ya..", kata security itu sambil berlalu mengambilkan baju yang dimaksud
Setelah beberapa saat, pria itu sudah kembali membawakan pakaian yang dimaksud. Aku segera menerima pakaian itu dan melepas kembali gamisku. Kuputuskan untuk mengenakan tanktop sebagai pakaian rangkepanku. Lalu kembali kututup dengan gamis transparan. Ini jauh lebih baik daripada membiarkan auratku terexpose menerawang.
"Mbak mau mandi dulu? Tubuh mbak bau sperma. Heheheh", kata security itu sambil terkekeh
Betapa malunya aku, bahkan mas security bisa mencium aroma ini saking kuatnya aroma air mani lelaki itu menempel pada tubuhku. Aku setujui saja usulnya karena aku sendiri tidak nyaman dengan keberadaan aroma anyir ini. Kemudian security itu mengantarkanku pada kamar mandi yang biasanya digunakan karyawan yang bekerja di tempat ini.
"Silakan mbak kalau mandi dulu", kata Mas Security sambil menunjuk sebuah kamar mandi kecil khusus karyawan
Didalam kamar mandi, kutanggalkan kembali seluruh pakaian ku. Kusiram tubuhku yang baunya tak karuan ini dengan banyak air. Lalu Kubasuh dengan sabun hingga aroma amis tersebut benar-benar hilang, berganti dengan aroma sabun yang menyegarkan. Aku sempat berpikir, mengapa sabun batang ini berlubang bagian tengahnya, namun kutepis pemikiran tidak penting itu
Setelah selesai mandi, kubiarkan tubuh telanjangku sejenak sambil menunggu sedikit kering karena tidak ada handuk disini. Tapi lama2 gerah juga berlama2 dikamar mandi sempit dan tertutup ini sehingga aku memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.
Setelah beres semua, aku diantar mas security meninggalkan club666, tempatku berada saat ini yang aku tak ingat pasti mengapa aku bisa ada disini.
"Apa itu mas?", tanyaku karena ia hanya memberikanku selembar kertas yang terlipat
Akupun menerima lembaran kertas itu dan meninggalkan gedung club666, saksi bisu tempat dimana aku sudah berhubungan suami istri dan kehilangan keperawananku, dengan pria yang tidak kukenal. Aku putuskan untuk segera menemui pemuda brandal bernama Endrix yang sudah mengambil keperawananku untuk meminta pertanggung jawaban dan jawaban mengapa semua ini bisa terjadi.
Kubaca kertas yang ditinggalkannya untukku sembil berjalan perlahan menuju jalan raya.
"Untuk Budak Sexku bernama Rista, yang sedang membaca tulisan ini. Setelah kau baca tulisan ini, kau resmi menjadi budakku. Tugasmu hari ini adalah memamerkan auratmu kepada orang2 dijalan yang kau temui. Mulai sekarang itulah caramu bersedekah! Sedekahmu sudah tidak dengan harta tetapi dengan auratmu. Semakin banyak yang menerima sedekahmu, semakin baik! Ingat ini adalah kewajiban! Kau tidak bisa menolak perintah ini. Lalu sebagai bukti kau sudah berhasil melaksanakan tugas ini dengan baik, kau harus berfoto dengan mereka dan kirimkan bukti foto itu kepadaku di grup kita, awas kalau lupa akan ada hukuman buatmu"
Mataku terbelalak membaca isi pesan ini. Endrix, pemuda itu memintaku untuk sengaja memamerkan auratku yang kujaga selama ini. Katanya sebagai ganti dari sedekah harta. Aku mencoba memikirnya dalam2. Akal sehatku tentu saja langsung menolaknya. Tidak seharusnya wanita menampakkan tubuhnya. Karena itu aku selali menutup seluruh tubuhku dan memastikan tidak ada yang nampak hingga menggoda pria.
Aku tidak ingin mematuhi perintah itu, tetapi tidak dengan tubuhku. Semakin kutolak, rasanya tubuhku semakin penasaran untuk mencoba melakukannya dan menstimulasi otakku untuk membayangkannya. Bagaimana rasanya bersedekah aurat seperti yang pemuda itu minta. Diotakku semakin jelas memvisualisasikan bagaimana jika aku melakukan perbuatan gila itu, seorang wanita yang kesehariannya berpakaian syari, mulai menunjukkan auratku kepada pria bukan mahrom, dan pria2 itu menggodaku, menyentuhku, bahkan sampai menyetubuhiku.
"Ssshhhh... aduuuuhh", tiba2 putingku mengeras dan vaginaku terasa gatal dan lembab
*Apa yang terjadi dengan tubuhku Ya Tuhann.. Membayangkan perbuatan nakal itu syahwatku langsung naik..*, pikirku dalam hati dan kembali untuk tidak memikirkan tindakan cabul itu
Aku terus mencoba tidak mematuhi perintah itu dan mengabaikannya. Namun yang kurasakan justru rasa takut. Rasa takut yang tak terhingga. Aku takut pria itu benar2 marah dan menghukumku. Aku takut jika aku melanggar perintahnya dia akan murka. Ini adalah rasa takut yang sama seperti yang kurasakan jika aku tidak menjalankan ibadah 5 waktu yang menjadi kewajiban agamaku.
Putingku rasanya gatal dan mengacung maksimal. Tanpa sadar aku malah memilin pucuk payudaraku itu dipinggir jalan. Nikmat, rasa gatal pada puting susuku sedikit lega, namun sekarang rasa gatal itu berpindah pada alat kelaminku. Vaginaku juga rasanya banjir sekali saat ini. Terasa sekali bebera cairan meluncur menetes jatuh melewati pahaku.
Entah mengapa tubuh ini rasanya malah bernafsu, akal pikiranku tidak bisa membendung syahwatku. Semakin aku tolak, semakin aku bergairah. Aku bingung bagaimana menggaruk alat kelaminku di trotoar yang banyak kendaraan lalu lalang ini.
Nafasku mendadak tersengal-sengal, tubuhku mulai memanas. Pikiranku kemana-mana, membayangkan pria2 itu senang dengan apa yang sudah kuberikan. Aku sedekahkan auratku kepada mereka dan mereka menerimanya dengan bahagia. Ada rasa puas yang menggebu yang membuat jantungku berdebar kencang. Ada rasa nikmat yang kurasakan ketika aku berbagi tubuh. Senikmat ketika aku menyisihkan sebagian penghasilanku untuk mereka yang membutuhkan. Akhirnya setelah menimang2, Aku putuskan untuk mencoba, menaati perintah yang sudah ia berikan tanpa membuatnya kecewa.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 11.00, cuaca hari ini sedang terik-teriknya. Jalanan di sekitarku ini ramai dengan berbagai macam kendaraan yang melintas, baik mobil ataupun motor. Memang tempat ini berada dipusat kota dan berbatasan dengan salah satu ruas jalan utama dikotaku. Suara klakson kendaraan bermotor silih berganti bersahutan. Kondisi jalan siang ini begitu padat sehingga traffic light didekatku sering mengunci tidak ada yang mau mengalah. Kendaraan dari jalur lain yang seharusnya hijau, tidak bisa melintas.
Aku berjalan sendirian ditrotoar. Tak banyak memang orang yang berjalan kaki di sini. Mereka lebih memilih menggunakan motor atau mobil karena tidak perlu capek-capek berjalan panas panasan di cuaca terik ini. Aku terus berjalan tanpa arah, sambil terus memikirkan cara bagaimana aku bersedekah dengan auratku. Ditambah lagi, aku berjalan dengan gamis super ketat ini, walau sudah kurangkap dengan tanktop rasanya tubuhku masih terlihat sexy dengan gamis menerawang yang mengundang.
Bagian belakang tubuhku rasanya berbeda deperti biasanya, setiap aku berjalan dengan gamis sexy ini,goyangan pantatku rasanya menggoda saking ketatnya. Aku seperti merasakan beberapa pasang mata pengguna motor melirik ke arahku. Yaa walau itu hanya perasaanku saja. Belum tentu mereka memandangiku. Aku hanya mulai dikuasai imajinasi. Karena kondisi lekuk pantatku yang terlihat jelas tercetak sempurna. Ditambah lagi, celana dalam tali yang kukenakan mulai terselip pada belahan pantatku sehingga membuatku harus berkali2 membetulkan posisi celana dalamku diam-diam
Entah hanya perasaanku atau tidak, aku merasakan para pengguna motor sengaja memelankan kendaraanya agar bisa menikmati tubuhku dari belakang yang sedang berjalan, dan kadang membetulkan posisi celana dalam. Terdengar riuh klakson dari belakang yang tidak sabaran. Padahal kendaraan yang didepan sedang sibuk memandangi getaran pada pantatku ketika sedang berjalan
Aku menjadi semakin tergoda, pikiranku semakin nakal, mungkin sekali ini tidak apa lah aku berbuat seperti ini. Toh kenyataannya aku sudah kehilangan keperawananan. Ini adalah bukti, aku tidaklah sebaik penampilanku. Yang penting tujuanku hanya satu, bersedekah membahagiakan orang lain. Kusingkap kerudungku kebelakang, sehingga kali ini puting susu dan payudaraku tercetak jelas. walau sudah dilapisi tanktop berwarna putih dan gamis transparan. Aku pilin sebentar kedua putingku agar semakin menonjol keluar dan tercetak menempel di kain gamis super tipis ini.
Kulihat seorang tukang becak yang sepertinya sedang tertidur di bawah sebuah pohon, sambil menutup mukanya dengan topi koboinya. Sepertinya bapak itu kelelahan hingga tertidur dibawah pohon rindang itu. Usianya tidak terlalu tua. Mungkin sekitar 45-50 tahunan. Kudekati bapak itu sambil berjalan perlahan mendekatinya. Jantungku semakin berdegup kencang memikirkan apa yang akan kulakukan
Kulirik kebelakang ke arah jalan raya, suasana masih cukup padat kendaraan. Beberapa pemotor ada yang menoleh kearahku dan memandangiku karena laju kendaraan yang padat merayap. Hal ini semakin membuatku nervous tak karuan. Aku ragu apakah benar aku wajib melakukan ini. Namun rasanya, gairahku sudah diujung dan tidak bisa kutahan lagi. Gairah yang biasa kutahan dengan melakukan hal2 positif, akan segera meledak seperti bom waktu
Kulihat ke bagian dada gamisku, tercetak jelas putingku yang hanya tertutup tali kecil, sudah sangat mengeras dan mancung. Kuturunkan perlahan resleting gamisku yang berada di bagian dada hingga belahan payudaraku mulai terbuka dibalik tanktop. Setelah resletingku mentok, aku mencoba mengeluarkan satu payudaraku dari tanktop yang kukenakan dihadapan bapak tukang becak yang tertidur itu. Kudiamkam beberapa saat posisiku mengeluarkan payudaraku dihadapannya. Sampai pada akhirnya sebuah angin kencang bertiup akan menerbangkan topinya, dengan sigap tangan bapak itu menahan topinya agar tidak terbang dan beliau langsung terduduk, memandangi keheranan kearahku..
"Eeehhhh...", betapa terkejut aku saat tau bapak tukang becak itu sudah terbangun dan melihat ke arah payudaraku yang kubuka didepan matanya
Bapak tukang becak sampai melongo memandagi pemandangan didepannya. Sialnya lagi, resleting gamisku malah macet tidak mau dinaikkan. Aku begitu panik sampai resleting itu kutarik paksa hingga rusak.
*Aaaa.. berakhir sudah harga diriku..* sesalku sambil terus membetulkan pakaianku dan memasukkan kembali payudaraku ke dalam
"Eeee.. Lg ngapain mbak? kok.. su.. su.. sunya di.. bukaa..", kata bapak itu tak kalah paniknya
Aku langsung membenarkan kembali posisi kerudungku yang sebelumnya kusingkap ke belakang dan segera menutup bagian payudaraku dengan kain kerudung panjang yang kupakai. Aku kira semua sudah aman, namun ternyata salah. Bapak tua itu fokus memandang kearah gamis transparanku yang samar2 mencetak jelas tubuhku. Ingin rasanya aku kabur saat itu juga, tetapi kakiku terasa tidak sanggup melangkah
"itu tem..tempik.. Mbaknya keliatan...", kata tukang becak sambil menunjuk ke arah vaginaku yang samar2 menerawang bagian kelaminku itu
"Ehh iya ta pak? maaf saya ngga sadar", kataku sambil mengecek pakaian gamisku dan berusaha menutup nya dengan tanganku walau percuma
"Iya Mbak, duh bajunya sexy bener, keliatan semua. Hehehe", kata bapak tukang becak memandangiku mupeng sambil menggaruk pangkal pahanya
"Hmmm.. Pak...", aku mencoba memulai pembicaraan walau bingung harus bagaimana
"Iya mbak?", tanya bapak itu sambil matanya terus jelalatan
"Hehehe.. Habis mbaknya menggoda saya.. Kasih liat susunya ke saya.. Mbak lagi butuh ya?"
*Glekk.. betapa malunya aku, rasanya diriku sudah tidak ada harganya*
"pindah tempat aja yuk mbak.. Saya carikan tempat yang aman", kata bapak tukang becak sambil membetulkan posisi celana bagian tengahnya
"Ke.. Kemana pak?"
"Saya tau tempat yang sepi mbak.."
*Yaa Tuhann.. Aku malu.. Tapi tubuhku sepertinya menginginkan lebih..* kataku dalam hati sambil merasakan vaginaku mulai gatal
"Eehhh.. Hmmm.. iya pak...", katanya sambil menyiapkan becaknya agar bisa kunaiki
Akhirnya aku dibawa tukang becak menjauh dari jalan raya kota. Dia belokkan becaknya ke sebuah gang sempit, tak kulihat sama sekali ada orang yang melintas di gang sempit ini
"Mbak.. Liat susunya lagi dong", pinta bapak tukang becak sambil menyeringai dihadapanku
"Err... pak.. iyaa.. boleh..", jawabku sambil menyibak kembali kerudungku kebelakang memamerkan payudaraku yang tidak tertutup belahannya karena resleting gamisku yang rusak. Aku perlihatkan auratku itu sambil tertunduk malu tidak sanggup memandang wajahnya yang tersenyum mesum kearahku
Mata bapak itu terus mengarah ke payudaraku. Iya pandangi puas2 pemandangan indah dihadapannya. Sepertinya ia tidak percaya ada seorang gadis berkerudung lebar pakaiannya menerawang dan lebih parahnya sedang menunjukkan bagian tubuh yang seharusnya dia jaga. Kubiarkan beberapa saat bapak itu memandangi payudaraku ini.
*Rista apa yang kamu lakukaaann.. Auratmu lagi dilihatin terus sama bapak tukang becak. Dan kamu biarkan bapak itu memandangimu* kataku dalam hati merasa berdosa namun juga ada rasa penasaran yang terpuaskan dari tubuhku
Tiba2 tangan kasar bapak itu meremas payudaraku yang kukeluarkan dihadapannya. Betapa terkejutnya aku karena secara tiba2 dia berani menyentuhku. Tubuhku terus dipepetnya pada tembok gang, lalu bapak itu mulai menjilati puting susuku dengan penuh nafsu
Si bapak tukang becak menahan tanganku. Mulutnya terus2 menjilati, mengulum serta memainkan puting susuku. Rasa geli yang tertahankan, karena bibirnya yang kering itu terus menggesek bagian payudaraku
"Nikmat bener pentilmu mbak, beda sama punya istri saya. Heheheh"
"Aaaahhh... Ssshhh.. Jangan digigit bapak..", kataku sambil memejamkan mata menahan nikmat didada, tiba2 seperti tersengat karena gigitan nakal bapak tukang becak
"Eh? maaf mbak habis tetek mbaknya bagus sekali. Nikmat sekali.. Saya jadi gemas.. Kok mbak mau ngelakuin ini? Mbaknya perek ya? Gak laku ya mbak? Heheheh", kata tukang becak mulai berani menghinaku
"Sa.. Saya.. bukan.. pelacur.. pak.. Sa.. Saya.. cu..cuma.. berniat sedekah...", jawabku terbata saking malunya rupanya bapak ini kembali membahas tubuhku, aku terus menggelinjang akibat dadaku yang terus dirangsangnya
"Sedekah? sedekah pakai tetek? Oh gitu.. Ya udah ikut saya aja mbak saya ajak ke tempat yang cocok buat mbaknya", kata Bapak itu menawariku sambil menghentikan lumatannya pada payudaraku. Entah mengapa aku malah kecewa dia berhenti menyusu ke payudaraku
*Ya Tuhann.. aku mau dibawa kemanaa..*, kakiku sampai lemas membayangkan aku dibawa ke suatu tempat lalu bapak tukang becak ini mencabuliku, dan gawatnya vaginaku sekarang malah semakin banjir karena pikiranku
"Mbak ikut saya biar sedekahnya bisa maksimal. heheheh..", kata bapak tukang becak dan akupun hanya bisa pasrah saat beliau mulai mengayuh becaknya meninggalkan gang sepi ini.
bersambung