Cerita Ukhty Yang ternodai

"Ooohhh.. Ssshhh.."

*kocokocokocok*

Tubuh telanjangku sedang asyik memainkan batang penisku. Tanganku bergerak lincah, mengocok pentungan sakti mandragunaku. Aku begitu menikmati melakukan ritual yang kulakukan tiap malam ini. Didalam ruang kamar kostku yang kusetting gelap ini aku, melakukan ritual favoritku ini. Ya benar.. Ritual coli namanya.
sambil memandangi layar handphoneku yang menampilkan adegan menggunggah birahi. Adegan dimana seorang wanita jepang sedang ditelanjangi didalam kereta. Para penumpang pria disekitarnya berebutan menjamah tubuhnya. Wanita itu mendesah nikmat, diantara rasa malu dan nafsu, diantara rasa ingin berhenti dan menikmati.. Walau organ kewanitaannya disensor blur, aku seolah bisa merasakan kenikmatan yang terjadi disanaa..

*crot crot crot* spermaku menyembur keluar.

Tubuhku seketika lemas dan penisku kembali tidur nyenyak setelah mengeluarkan isinya. Kuambil tisu dan kubersihkan sisa sperma hasil coliku yang muncrat ke lantai. Aku menghela nafas panjang sambil kusulut sebatang rokok bersandar pada pinggir tempat tidur sambil menikmati segelas miras yang kuletakkan disampingku

*tulilut tulilut tulilut* suara dering panggilan telepon

"Ron, dimana lu? waktunya cari target nih", kata telepon diseberang sana dari temanku yang tak kalah bajingannya denganku

"Hah? sekarang?" tanyaku ogah2an. Karena semangat dan staminaku sudah kubuang seluruhnya bersama sperma yang tadi kukeluarkan

"Iya lah sekarang, emang lu mau begal siang2 pas rame?"

"Ya gw lemes nih"

"Alaaah lu pasti habis coli.. Ayo buruan duit udah nipis nih"
"Hahahaha tau aja lo.. Yaudah gw otw ke tempat biasa!", jawabku kesal sambil segera memakai kaos oblong dan celana jeansku

***

"Ah sialaann handphone gw ketinggalan lagi", gerutuku menyadari ponselku tidak ada disaku celana

Kudengar suara sepeda motor 2 tak yang knalpotnya berisik itu mengarah ketempatku saat ini. Tidak salah lagi, Aldo, dia adalah teman bajinganku, Teman kriminalku yang slalu percaya diri dengan kemampuan berkendaranya dan bersamaku, slalu menjarah motor mangsa yang kami target. Yaa, kami adalah Pembegal, sungguh tindakan kriminal yang sangat dibenci orang-orang, tindakan sampah yang merugikan dan membawa celaka bagi si korban. aku pun sadar akan hal itu, namun kerasnya kehidupan memaksaku menjadi seorang begal motor. Sudah banyak motor yang kami rampas dan kami jual setelah kami preteli bagian2 motor yang kami jarah itu, hasilnya tidak lebih untuk rokok, minum dan makan. Sesekali pula kami gunakan untuk nyewa lonte murahan demi memuaskan birahi liar kami.

Langit sudah begitu gelap, suasana hujan rintik2 tak menghalangi kami mencari mangsa. Dikondisi jalanan yang sepi kami menyusuri jalanan kota ini. Selang beberapa saat, kami menemukan mangsa yang ideal untuk kita rampas hartanya. Seorang gadis berjilbab, style ala ukhti-ukhti. Mengemudikan motor maticnya yang berwarna pink dengan kecepatan rendah, ditambah lagi kondisi jalanan yang sepi membuat kami semakin yakin misi ini akan berhasil.

Aldo segera tancap gas mendekati motor yang dikendarai gadis malang itu. Setelah cukup dekat dengan gadis itu, langsung kutendang motornya. Gadis itu kehilangan keseimbangan sampai akhirnya terjatuh akibat tendanganku yang tak kenal ampun. Ya, kami memang kejam, kami melakukan kejahatan tanpa mengancam. Kami langsung mencederai target kami dengan tendangan dan pukulan. Helmnya sampai terlepas saat jatuh dari motor, Kulihat sekilas kepalanya menghantam pembatas jalan saat terjatuh dan gadis berjilbab itu langsung tak sadarkan diri dengan darah yang mengucur dari kepalanya.. Kulirik sekilas wajah gadis yang pingsan itu. Parasnyasangat cantik dengan kulitnya begitu putih mulus. Bahkan penisku sampai sedikit mengangguk kecil setelah melihat kecantikan wajahnya tanda ia setuju bahwa gadis korbanku ini memang cantik

"Woi ayo malah ngelamun keburu ada orang!!", pekik Aldo menyadariku yang melamun memandangi korbanku

"Cakep bro, gak kita bawa aja buat kita garap?", tawarku

"Halahhhh... Bikin repot!!! Ayooo.. gw tinggal nih", kata Aldo sambil buru2 meninggalkanku karena mendengar suara mobil.

Akupun segera meninggalkan gadis itu seorang diri, pingsan dengan kepala bersimbah darah dipinggir jalan raya. Kurampas motornya dan segera kunyalakan dan meninggalkannya seorang diri. Kukendarai motor ini sangat kencang meninggalkan TKP menembus hujan deras malam ini. Beberapa kali aku melewati persimpangan Lampu merah jalan protokol, dan semua lampu2 traffic light itu aku langgar semua, hingga pada akhirnya sebuah truk besar kecepatan tinggi melakukan hal yang sama.. Menerabas serta melanggar lampu merah. Aku terkejut dan terlambat mengerem tidak siap berhadapan dengan kendaraan besar itu

*Bruakkkkk* suara tabrakan begitu kencang
Pandanganku seketika kabur saat kurasakan tubuhku tertabrak oleh sebuah truk yang melaju kencang dari arah lain. Kejadian begitu cepat tetapi entah mengapa saat itu pandanganku menangkap kejadian ini dengan gerak slow motion. Tampak jelas, tubuhku terpelanting, darah keluar deras dari dalam tubuhku. Beberapa tulangku kurasakan patah beberapa bagian. Bahkan mataku pun melihat bagaimana Sepeda motor matic yang baru saja kurebut bersama kawanku secara paksa dari gadis berjilbab tadi pun ikut tertabrak cukup kencang, sampai beberapa bagian bodynya ringsek tak beraturan. Kurasakan sepertinya tubuhku sudah rusak parah dan kesadaranku semakin hilang. Pandanganku pun semakin gelap dan sirna.

*ini kah akhir hidupku? Akhir dari Rony, preman sekaligus pembegal profesional*, kataku dalam hati sebelum mati..

***

Aku tiba disebuah ruangan gelap, tanpa benda apapun selain kegelapan.

Lalu tiba2 didepan ku tersaji sebuah layar besar bak bioskop. Kulihat tubuhku sudah tercerai berai tidak lengkap di lokasi itu. Darah tercecer dimana-mana, dan beberapa anggota badan yang sudah terpisah dari tubuhku pun juga kulihat jelas. Truk yang menabrakku sudah menghilang, kabur entah kemana, Saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Suasana begitu gelap di jalan raya yang sepi.

*Sialan..itu gw? Gw udah tewas???!!* kataku sambil memandangi tubuhku sendiri yang tak sadarkan diri

"Kau sudah mati Rony. Hahaha.. Kau mati akibat ulahmu sendiri... Hahaha..", tawa suara menggema itu tiba2

"Kurang ajar kau!! Keluar kau tunjukkan wajahmu!!!", pekikku kesal karena suara itu terus menertawakan kematianku

"Hahaha... Percuma kau mencariku Rony. Aku tidak akan pernah bisa kau lihat"

"Apa maumu?"

"Mauku? Hahahaha... Apa ya aku juga bingung.. Hahahah...."

*Gendeng..*, batinku dalam hati

*Brukkk* tiba2 kepalaku terasa dipukul sangat kencang

"Jangan ngatain aku gendeng Rony. Kurang ajar kau. Aku bisa membaca isi hatimu Hahahaha..."

"Aduhhh.. Ampun... Saya harus melakukan apa agar bisa hidup lagi.. Saya belum mau mati....", pintaku sedikit merendah agar dia tidak tersinggung

Lalu tiba2 layar besar itu menampilkan tubuh gadis malang yang barusan kubegal. Sepertinya dia masih hidup walau kepalanya berdarah akibat benturan keras dengan pembatas jalan. Seketika aku merasa iba dengan gadis malang itu, karena kondisi terpaksa, aku harus mencelakai orang2 seperti ini. Lalu kulihat gadis itu ditolong oleh seorang pria menggunakan mobil, sepertinya pria tua baik2

"Liat di Rony, gadis berjilbab itu sangatlah menarik. Selama ini ia pintar menjaga dirinya"

"Lalu?"

"Begookk. Gunakan tubuhnya untuk memuaskan hasrat serta fantasymu"

"Hah? emang saya bisa melakukan hal seperti itu? Gimana caranya?

"aku adalah iblis Rony.. Aku punya kesaktian!! Gunakan tubuh gadis itu untuk menggoda umat manusia!!! Aku mencari pengikut sebanyak-banyaknya. Hahahahah", perintahnya

"Maksudmu?"

"Jangan banyak tanya kau akan tau sendiri jawabannya. Hahahah..."

Lalu, sebuah cahaya dengan cepatnya bergerak menuju kearahku. Cahaya itu begitu menyilaukan mata, lebih silau dibandingkan cahaya manapun yang pernah aku lihat. Gerakan cahaya itu amatlah cepat. Bahkan lebih cepat dari kedipan mataku sendiri...

***

Perlahan kesadaranku kembali. Pelan2 kubuka mataku. Aku terbangun, kepalaku terasa sakit sekali. Kupegang kepalaku yang ternyata sudah dalam kondisi diperban.

"Sudah sadar mbak", tanya seorang ibu ibu gemuk berseragam perawat.

*Hah? Mbak siapa?*, aku bertanya dalam hati sambil kulihat tanganku sendiri

*Lho? kok putih sekali kulitku.. Jemariku pun halus dan lentik*

Lalu kusentuh pipiku sendiri. Jerawat dan pipiku yang dulu kasar sekarang sudah tidak ada lagi. Berganti menjadi pipi yang halus, lembut serta sedikit kenyal saat disentuh. Daguku yang brewokan puj sudah berganti menjadi dagu yang halus lembut. Kurasakan ada tahi lalat di dekat hidung dan mataku, Ku coba pegang rambutku, ternyata saat ini rambutku terbungkus sebuah kain

*Aku berkerudung????*

*Apa yang terjadi???*

Aku semakin bingung. Sepertinya perawat itu menyadari kebingunganku. Dengan ramah kemudian dia mencoba menceritakan kronologi yang kualami hingga bisa terbaring disini, di ruangan rumah sakit ini.

"Mbaknya semalam kecelakaan dijalan. Ada bapak yang menemukan tubuh mbak dipinggir jalan terbaring pingsan. Lalu untungnya bapak itu segera mengantarkan mbak ke sini dan bisa segera ditangani dengan baik. Setelah tau mbaknya sudah tidak kritis, bapak itu menghilang. Sepertinya khawatir dia akan dimintai biaya perawatan. Hihihi . Bercanda ding", cerocos ibu perawat itu

"Kayaknya mbak kemarin jadi korban begal ya karena didekat mbak ditemukan pemuda yang sudah mati ditempat dengan menggunakan sepeda motor warna pink, sepertinya punya mbak.. Mana ada preman pakai motor pink, unyu sekali", lanjutnya dengan tatapan serius tapi nadanya bercanda

Aku tidak begitu menggubris cerita perawat itu karena memang akulah pelaku begal itu. Aku lebih bingung dan syok bagaimana jiwaku sekarang berada di tubuh gadis ini, gadis yang menjadi korban begalku. Kuingat betul wajah cantiknya, tai lalat didekat hidungnya, matanya yang bulat. Perawat itu dari tadi melihat tingkahku yang seperti kebingungan melihat tangan dan memegang kepala berkali kali.
"Hah? Aduhh.. Sebentar...", perawat itu kemudian meninggalkan ruangan ini meninggalkanku sendiri
Aku buru-buru menarik tanganku menghentikan sementara remasan remasan yang dari tadi kulakukan. Ternyata perawat tadi sudah datang bersama seorang pria yang sepertinya seorang dokter dengan jas putihnya.

"Yasudah kalau begitu, mbak sementara istirahat disini dulu ya. Siapa tau besok ingatan mbak kembali pulih. Oiya sus, tolong hubungi pihak keluarganya. Barang2 mbaknya kamu kasih ke mbak ini, sapa tau dia bisa ingat sesuatu dengan melihat barang2nya", kata dokter itu lalu meninggalkan ruangan

"Baik pak, tadi sudah saya hubungi kakaknya. Sepertinya sedang perjalanan kesini", jawab perawat itu sambil mengambilkan tas yang dia simpan di rak samping kasurku.
"Sim, KTP, kartu ATM, dan beberapa pas foto gadis ini", kataku sambil memeriksa isi dompet gadis ini
"Bgsd.. apaan lagi ini", makiku kesal. Tentunya kalau ada orang yang melihatku akan tercengang karena melihat seorang gadis berkerudung panjang tapi ngomongnya barbar sekali.
"Oh iya, kan gw punya jarinya ni cewek", kataku Lalu kucoba sentuhkan telunjuk gadis ini ke fingerprint sensor dan handphone langsung terbuka

"Kajian Daily, Group Akhwat Only, Ngaji Akhwat, Akhwat hijrah, Group Anti Pacaran, Rohis Kampus.." kataku membaca berbagai macam grup WAnya

"Hayaaa apaan lagi ini... Alim bener nih cewek. Group WAnya gini semua..", gumamku sambil terus scroll ke bawah siapa tau ada sedikit petunjuk.


*Sombong juga ni cewek*, gumamku sambil terus scroll ke bawah dan hasilnya nihil, tidak kutemukan hal yang menarik

Lalu pandanganku tertuju kepada sebuah pesan WA dari kontak bernama Mbak Dewi

"Dek kamu dimana? kok belum pulang...", isi pesan tersebut

"Apakah Dewi ini kakak dari gadis ini? entahlah..", kucoba lihat profile picturenya yang bercadar dengan seorang lelaki yang aku perkirakan suaminya

*ceklekkk* suara pintu terbuka membuyarkan lamunanku

"Dek Ristaaa..", pekik seorang gadis bercadar sambil berlari kearahku. Tubuhku langsung dipeluknya erat

"Kamu gapapa dek? Mana yang sakit? Ya Ampunn.. Kok jahat sekali orang itu... hiks hiks hiks", katanya sambil mulai menangis

"Tenang dulu umi... Dek Rista masih perlu istarahat", kata seorang pria disampingnya

"Maaf.. Kalian siapa...?", tanyaku bingung

"Ya ampuuunn... kamu beneran lupa ya dek... ini aku mbakmu... Mbak Dewi... Ini mas Eko... Kamu ingat kan?", kata wanita bercadar itu mulai panik

Aku hanya menggelengkan kepala karena tidak tahu siapa mereka. Yang aku tahu, sepertinya wanita bercadar ini adalah kakak kandung si Rista, dan pria bernama Eko ini adalah suaminya, alias kakak ipar dari Rista.

"Ibu tenang dulu, mungkin Mbak Rista ini sedikit mengalami benturan pada kepala. Sehingga ingatannya sedikit hilang", terang dokter yang mendampingi kami

"Apa bisa sembuh dok?", kata Mbak Dewi sambil menyapu air matanya
"Semoga hanya sementara.. Banyak berdoa aja bu..", kata Dokter itu

"Maaf apa boleh Adik kami, kami bawa pulang? Jujur saja kami tidak ada biaya untuk rawat inap di Rumah sakit ini Dok...", ujar Mbak Dewi

"Tolong dokk.. Kami benar2 berasal dari keluarga sederhana, kami tidak ada dana untuk membayar biaya perawatan di rumah sakit ini.. Tolong dok... Bantu kami..", pinta Mbak Dewi memelas
Pak dokter menghela nafas panjang dan akhirnya mengangguk mengijinkanku dibawa pulang oleh mereka.

"Hmmm.. Yasudah biaya obat hari ini saya yang tanggung deh", kata dokter baik hati itu
"Alhmdllh.. Syukron dok.. Terima kasih.. Semoga dibalas dengan ganjaran yang lebih baik lagi buat dokter", Kata Mbak Dewi sumringah
***
Tibalah aku dirumah kontrakan tempat tinggal mereka. Sebuah rumah sangat sederhana disebuah gang sempit dipinggir kota. tempat tinggal gadis yang kurasuki bernama Rista, lalu kakaknya yang terlihat cantik dibalik cadarnya itu bernama Dewi, dan seorang pria suami dari Mbak Dewi bernama Mas Eko

Rumah tanpa pekarangan berwarna kuning, terletak di sebuah gang sempit. Bahkan sebelumnya, kami harus turun didepan gang karena taksi online yang kami tumpangi tidak bisa masuk ke jalan yang sempit itu. Cat Tembok rumah ini terlihat sudah berjamur dan berbecak cokelat. Beberapa bagian keramik sudah ada yang pecah. Mas Eko, suami Mbak Dewi buru2 membuka pintu kayu usang yang masih terkunci. Lalu Mbak Dewi memapah tubuhku masuk ke dalam rumah

"Hati2 dek.. Masih pusing ya..", kata Mbak Dewi dengan penuh kasih sayang memegangi tubuhku menjaga keseimbanganku ketika berjalan

"Awas.. santai saja dek jalannya", kata Mas Eko, sambil menyingkirkan kursi yang menghalangi langkahku

"Iya, makasih mbak.. Mas..", jawabku


Sebuah ruangan yang tidak begitu besar, sepertinya berukuran 3x3 meter berisikan kasur dengan dipan dari kayu sederhana, lemari, dan meja kecil lengkap dengan laptop diatasnya. Mbak Dewipun lalu menyuruhku beristirahat dulu dan diapun meninggalkanku seorang diri di ruangan ini. Kurebahkan tubuhku diatas kasur yang cukup keras. Karena ada beberapa bagian kasur yang robek sehingga kapuknya yang berfungsi sebagai bantalan sudah banyak berkurang. Kutatap langit2 kamar yang sedikit menguning, sepertinya pernah bocor plafonnya.

Sambil memandang langit-langit itu, ku berpikir apa yang harus kulakukan dengan tubuh gadis berkerudung panjang ini. Apakah aku harus menjalani kehidupan seperti yang biasa dia lakukan? Hidup sebagai gadis alim dan mencoba adaptasi dengan kehidupan normalnya? ataukah aku hidup sesukaku dengan tubuh gadis ini?

Lama kelamaan kurasakan ruangan sempit ini terasa semakin gerah dan panas. Hanya ada kipas angin kecil yang tidak mampu menyejukkan suhu ruangan ini. Aku yang biasanya telanjang dada hanya menggunakan boxer, semakin berkeringat deras dengan kondisi ruangan pengap ini karena tidak terbiasa dengan pakaian gamis panjang berkerudung lebar seperti yang kukenakan. Kulihat di lemari pakaian terdapat kaca panjang. Kupandangi diriku sendiri melalui cermin. Kulihat sosok seorang gadis berwajah cantik berkulit putih mulus bersih. Matanya bulat berbinar indah dengan sebuah tahi lalat didekat hidungnya. Kuraba wajah gadis yang kukendalikan ini, Pipinya begitu putih bersih dan terasa kenyal. Bibir tipisnya yang berwarna pink dan terasa lembut ingin sekali aku cium. Lalu muncul ide nakal terlintas dipikiranku.. Sebuah pikiran yang sangat nakal. Lama-lama aku penasaran seperti apa bentuk tubuh dibalik gamis panjang gadis ini. Pelan2 kuraba tubuh gadis berkerudung ini dengan kedua tangannya sendiri.. Kutarik gamisnya kebelakang hingga bagian depan (dada) nya mengetat.

"Shit.. bagus juga lekuk tubuh nih gadis berkerudung panjang..", gumamku semakin terangsang lalu meremasi kedua gunung kembarnya.

"Sshhh... Ooohhh.. Enak sekali"
Nafasku semakin menderu penuh dengan nafsu. Segala imajinasi liarku yang biasa kutonton dari film biru mendadak muncul lagi. Kuingat sebuah film yang memperlihatkan seorang gadis yang melucuti pakaiannya dihadapan para pria rekan kerjanya. Membayangkan hal itu, pikiranku semakin kotor dan muncul ide2 gila untuk gadis cantik ini

Kuangkat gamis yang kupakai ini keatas hingga menampakkan kedua kakinya yang putih mulus tanpa cacat sedikitpun. Membuatku semakin ngaceng saja (oh tidak, aku lupa kalau aku udah ga punya penis). Kuraba paha mulus akhwat yang kurasuki ini dengan liar, penuh nafsu dan nafas berat, tubuh gadis ini secara naluriah ikut bereaksi akibat rangsangan tanganku. Tubuhnya sedikit menegang, mengejang dan menggeliat nakal, nafasnya pun mulai terpatah-patah saat beberapa bagian tubuhnya kuremaa
Celana berenda berwarna putih ungu yang dikenakan gadis ini kuturunkan sedikit hingga sedikit menampakkan jembutnya. Jembutnya tidak lebat, sepertinya rutin dirapikan dan terlihat gadis ini pintar merawat diri. Diujung celana dalamnya terlihat bercak basah sepertinya karena dia mulai terangsang

"Sexy sekali... Ooohhh.." desisku saat tanganku mulai menyibak lubang celana dalam gadis berjilbab ini ke samping sehingga memeknya terbuka dari celah bagian selangkangan celana dalamnya. Mengintiplah sebuah tempik yang sempurna, begitu bersih dan wangi, walau warnanya lebih gelap daripada kulit lainnya, tetapi kuakui vagina gadis ini sangatlah indah, dengan bagian dalamnya yang segar berair dan berwarna pink
Tanganku mulai menyentuh vagina gadis berkerudung panjang ini. Pelan pelan kugesek garis lubang kelaminnya. Lalu semakin kuraba kedalam, kulit dalam memeknya itu begitu lunak dan halus tanpa pori. Sebentar saja kusentuh, lendir memeknya mulai membasahi organ kewanitaan indah milik gadis bernama Rista ini.

"Enak cukkk.. Aaaahhh", desahku menikmati masturbasiku pada tubuh gadis berkerudung ini. Jemariku pelan tapi pasti semakin cepat terus meraba dan mengocok organ intimnya hingga benar2 becek sampai akhirnya kulepas celana dalam yang mengganggu itu dan kulemparkan sembarangan. Dengan tergesa gesa kumulai melucuti gamis yang kukenakan. Kuturunkan resleting depannya dan kubiarkan jatuh melewati tubuh putih mulus akhwat jilbab lebar ini. Pemandangan yang luar biasa dari pantulan cermin, gadis berkerudung panjang yang kusingkap kebelakang kerudungnya, Hanya mengenakan beha ungu berenda dan tempiknya sudah terbuka menampakkan bulu2 halus yang tercukur rapi. Pinggangnya ramping dengan lekuknya yang sempurna. Tidak terlalu kurus dan tidak terlalu berisi, Kucubit kulit perutnya yang datar dan putih, tidak kutemukan timbunan lemak berlebih di area perut dan pinggangnya. semuanya sangat pas masuk ke kriteria body wanita favoritku. Kuangkat kedua tanganku keatas dan kuletakkan diatas kepalaku. Sepasang ketiak bersih putih tanpa bulu, begitu sexy menggoda.

"Cukkk.. sexy sekali.. Mantab bener aurat nih akhwat njir.. Kira2 warnanya cokelat apa pink ya..", kataku semakin excited dengan apa yang kulakukan sekarang, menelanjangi cewek berpakaian amat tertutup yang tubuhnya sudah kukendalikan
Dengan perlahan, kubuka pengait branya dan kubiarkan lolos terlepas dari kedua lenganku. Sampai akhirnya akupun sukses menelanjangi tubuh suci akhwat ini. Aroma tubuhnya harum dan begitu khas walau berkeringat tetapi masih terasa nikmat untuk dihirup. Pandanganku terhenti memandangi sepasang benda kecil mancung pada ujung kedua payudaranya. Kedua puting susunya imut dan sangatlah menggoda. Areola yang mengelilingi putingnya tidak lebar, terlihat indah dengan lekuk teteknya yang membulat sexy dan kencang. Saking kagumnya melihat keindahan payudara Rista, akupun berteriak..
"Pink cukkk!!", pekikku saat mengetahui warna puting susunya

Kutowel2 beberapa saat puting yang jika disentuh semakin mengacung dan mengeras itu. Sebelum akhirnya, Kupilin pilin beberapa detik kedua puting susunya dengan gemas. Kumainkan dengan jariku, sesekali kucubit puting susu pink itu agar semakin menaikkan birahiku

Dengan nakal kuambil handphone gadis ini dan kumulai memotret tubuh telanjang ini dengan pose2 nakal yang pernah kulihat di internet. Mulai dari Pose menutup kedua payudara, pose mengangkat kedua tangan keatas serta berbagai pose lain yang sangat menggoda

Sudah puluhan foto tubuh telanjang akhwat cantik ini kuabadikan. Setelah puas berfoto memperlihatkan keindahan tubuhnya, kuposisikan tubuhku mengangkang di depan kaca. Kubuka lebar memek suci akhwat perawan ini menampakkan daging dalamnya yang berwarna merah muda itu berkilau penuh dengan lendir kenikmatan. lalu mulai kumainkan memeknya yang basah itu sepuas2nya.

"Aaaahhh... anjiirr. . enak banget cewek klo coli.... Aaaahhh.... becekkk cukkkk memekmu Ristaaa.. Aahh..", desahku sambil mengumpat dengan suaranya terdengar begitu merdu.
Kunikmati masturbasiku dengan tubuh akhwat itu sambil memandangi keindahan tubuhnya dari pantulan kaca. Kupilin dan kupelintir pula putingnya yang berwarna pink itu untuk menambah gairah dan rangsangan pada tubuh gadis ini. Benar saja dalam beberapa detik kemudian cairan memeknya yang sepertinya jarang disentuh itu langsung banjir dengan deras.

"Shitttt.. Memekmu memang bakat binal Ristaaa.... aaaahhhh.. pipiss... Uuhhh"

*creett crettt creettt* Keluarlah cairan yang menyembur bak air mancur itu beberapa kali dari lubang memeknya yang dihiasi jembut rapi itu

Sebentar saja, jemari lentik tubuh gadis ini sudah belepotan penuh cairan dan juga lendir memeknya. Kujilati jemari itu dan kubersihkan sisa2 lendirnya dengan lidahnya. Rasanya asin dengan aroma edikit wangi dan entah mengapa begitu nikmat. Nafasku ngos-ngosan setelah memperkosa tubuh gadis ini dengan tubuhnya sendiri. Kurebahkan tubuh telanjang dihadapan cermin. Kulitnya berkeringat deras dan membuat kulit putihnya terlihat mengkilap. Nafasku tersengal sengal. Staminaku tidak sekuat dulu, karena harus menyesuaikan dengan tubuh gadis ini. Lalu akupun tertidur puas menikmati masturbasiku malam ini. Dan tidak sabar apa yang akan kuperbuat dengan tubuh ini
** Bersambung 

Postingan Populer